Jumat, 20 April 2012

Muhasabah Waktu

Ukhti, waktu adalah hal yang 'ajaib'. Ia sering dinanti, namun sering pula disesali kedatangannya. Ia bisa memberikan kita kebaikan, dapat pula memberi kemaksiatan. Ia hanya terjadi sekali dan tak akan terulang kembali. Masalahnya, bagamana kita menyikapi waktu? Waktu yang hanya sementara di dunia ini..?

Seperti yang tercantum dalam QS Al-Ashr : 1-3

"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran, dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran"

Selain itu, ukhti ingat kan dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: 1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, 2. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, 3. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, 4. Masa luangmu sebelum masa sibukmu, 5. Hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR. Al Hakim)

Nah, ayat dan hadist diatas membuktikan pentingnya waktu. Namun banyak dari kita rupanya belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Yuk renungi sejenak, sudahkah selama ini kita banyak beribadah dan beramal sholeh? Seberapa banyak yang dapat kita andalkan untuk mendapatkan tiket surga?

Sebagai contoh saja, usia saya sekarang 17 tahun. Dikurangi sebelum masa puber 11 tahun, berarti sudah 6 tahun hidup saya tercatat amalan baik-buruknya. Anggaplah usia kita semua sekitar 63 tahun, tidak seperti Nabi-nabi dan umatnya pada zaman terdahulu yang dapat mencapai usia 950 tahun, umat Nabi Muhammad SAW berkisar 60-an seperti beliau yang wafat pada usia 63 tahun.

Maka masih ada 46 tahun lagi kesempatan saya untuk hidup. Kalau dihitung berarti masih ada 73,01% dari umur keseluruhan, atau 88,46% dari total catatan amal. Lalu, apakah dengan sisa itu cukup untuk mencari bekal mendapatkan tiket surga jika dibanding dengan banyaknya dosa yang telah kita lakukan? Walaupun kita dapat memperkirakan usia dan amalan kita, namun kehendak Allah SWT bukanlah sekadar hitungan matematis..

Bisa dibilang usia kita yang singkat cukup merugikan untuk mencari bekal akhirat, namun menguntungkan pula untuk terhindar dari maksiat. Kalau kita renungi, Allah SWT sebenarnya telah adil dan memberikan banyak kemudahan bagi setiap hamba-Nya untuk menggapai surga. Walaupun batasan kita singkat, banyak amalan kecil yang apabila dilakukan mendapatkan pahala berlipat ganda. Terlebih lagi amalan yang dilaksanakan di Bulan Ramadhan. Seperti Lailatul Qadar yang menjamin pahala seribu bulan (kira-kira 80 tahun). Kalau kita bisa mendapatkannya setiap Ramadhan, bukan berarti kita tidak bisa mengimbangi umat Nabi pada zaman terdahulu. 

Kemudian yang perlu kita sadari dan harus selalu sadar adalah hanya Allah yang tahu kapan kita meninggal.. Memang banyak orang yang diberi umur "bonus" oleh Allah (lebih dari 60-an), tapi tidak sedikit pula yang harus meninggal di usia muda. Jika tiba-tiba hari ini saya harus menghadap-Nya, apa cukup 6 tahun yang saya jalani untuk mendapat surga-Nya? Sedangkan saya sadar betul saya hanya manusia biasa yang banyak berdosa. Bagai mana jika ukhti sekalian yang mengalami?

Dalam sebuah hadist..

"Abdullah bin Busr ra meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah SAW: "Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?" beliau menjawab: "Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya."" (HR.Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihut Targhib wat Tarhib (no 3363))
Semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiin..

Nah Ukhti, sekali lagi yuk kita muhasabah diri kita selama ini. Kemudian berbenah diri dan siapkan untuk menjadi muslimah yang lebih baik, menata hidup dan waktu yang ada untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya demi menggapai surga Allah.

Keep Istiqomah! ^^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar