Rabu, 28 Maret 2012

Ummul Mukminin

Assalamu'alaikum..

Ukhti, pasti sering mendengar istilah ummul mukminin. Ya, itu adalah gelar bagi istri-istri Rasulullah Muhammad SAW. Ummi artinya ibu, sedangkan mukminin artinya orang-orang yang beriman. Jadi, ummul mukminin berarti Ibu bagi orang-orang yang beriman. Dan sebutan itu dijelaskan dalam Al-Qur'an 

"Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka." (QS. 33/Al- Ahzab: 6) 

Mungkin kita pernah bertanya-tanya, mengapa Rasulullah menikah hingga 11 kali? Tentu saja bukan seperti yang banyak orang non-muslim katakan bahwa beliau berpoligami hanya untuk bersenang-senang. Tapi dengan pertimbangan kemanusiaan dan untuk menyebarkan agama Islam, khususnya mengenai masalah kewanitaan dan rumah tangga. Karena, wanita pada zaman Nabi malu untuk menanyakan hal-hal seputar masalah tersebut dalam ketentuan Islam jika harus bertanya langsung pada Nabi. Bayangkan jika Nabi hanya beristri 1, kajian fiqih wanita masa kini mungkin saja sangat sempit dan menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab.

Selain itu, kebanyakan istri Nabi adalah janda tua yang ditinggal wafat suaminya, yang membutuhkan pertolongan dan tak memiliki harta maupun sanak saudara, atau dari kalangan budak. Hanya Aisyah lah yang masih perawan, itu pun masih berusia 9 tahun ketika dinikahi. Dan karena masih muda, Nabi menginginkan agar dengan kecerdasannya, Aisyah dapat dengan mudah menyerap ilmu agama yang diberikan untuk kemudian disebarkan kepada ummat.

Jadi, salah besar kalau kita berpikir bahwa Rasul hanya bersenang-senang dengan istrinya, karena Rasul pun sepanjang hidupnya disibukkan dengan jihad dan berdakwah. Bagaimana bisa dikatakan seperti itu sedangkan Rasul saja dalam hidupnya berada dalam kekurangan harta duniawi. Ya, Rasul dan istri-istrinya hidup dengan kezuhudan yang luar biasa.

Nah, siapa sajakah para ummul mukminin yang perlu kita ketahui?

1. Khadijah binti Khuwailid
2. Saudah binti Zam'a
3. Aisyah binti Abu Bakar
4. Hafsah binti Umar
5. Zainab binti Khuzaima
6. Salamah binti Umayyah
7. Zainab binti Jahsy
8. Juwairiyah binti Al-Harist
9. Habibah binti Abu Sofyan
10. Shofiyyah binti Huyay
11. Maimunah binti Al-Harist

Mereka semua adalah sosok yang perlu kita teladani, merekalah ummul mukminin yang memberikan contoh pada kita bagaimana menjadi muslimah yang sesungguhnya. 

Nah Ukhti, sekian dulu ya.. Insya Allah lain waktu kita belajar bersama mengenai keutamaan dari masing-masing ummul mukminin.

Wassalamu'alaikum.. :)

Sabtu, 24 Maret 2012

Pelecehan di Atas Angkutan, Siapa yang Salah?


Tulisan ini sebenarnya sudah lama saya posting di facebook tanggal 28 Desember 2011.
Tapi tak ada salahnya saya posting disini.. Semoga bermanfaat :)

Kemarin sore saya menonton berita di TV, ada sebuah kalimat yang memancing saya untuk berpikir: "Minimalisir pelecehan, busway terapkan area khusus wanita". Well, saya rasa itu sebuah langkah baik yang dilakukan pemerintah Jakarta menanggapi maraknya kasus pelecehan seksual terhadap wanita di atas angkutan, terlepas dari keefektifannya sendiri. Tapi, mari kita pikir secara logika, apakah cukup hanya membatasi area antara laki-laki dan perempuan?

Ikhtilat (berbaur lawan jenis) memang hampir sulit untuk dihindari, apalagi di angkutan umum yang penumpangnya memang berdesakan, Islam pun memperingatkan kita untuk tidak ber-ikhtilat. Dalam kasus ini, ikhtilat memang menjadi salah satu penyebab, tapi ada hal yang lebih penting dari itu.. Sudahkah para wanita menutup aurat dengan benar dan syar'i??

Sejauh ini, selalu laki-laki yang disalahkan atas tindak pelecehan yang terjadi. Oke, dari satu sisi mereka memang salah. Saya wanita, batin saya pun merasa dilecehkan ketika mendengar pemberitaan itu. Namun saya mencoba berpikir logis dan melihat dari sudut pandang yang berbeda.

Islam menjadikan wanita indah bagi laki-laki..


3:14

 
" Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik" (Q.S. Ali-Imran: 14)

Namun, wanita dapat menjadi fitnah bagi mereka..
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah aku tinggalkan setelah kematianku kelak sebuah fitnah kekacauan yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki dari pada fitnah (yang disebabkan) wanita." Shahih: Ash-Shahihah (2701). Muttafaq 'Alaih.

Untuk itulah Islam telah memerintahkan wanita untuk berjilbab..

33:59
 
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan* seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Dan perintah untuk ghaddul bashor (menjaga pandangan dari yang diharamkan), lebih ditekankan kepada laki-laki..
 Imam Abu Daud meriwayatkan sebuah hadits dari Buraidah yang derajatnya hasan, bahwasanya Rasulullah SAW berwasiat kepada Ali ra, “Wahai Ali! Janganlah engkau turutkan pandangan matamu! Adapun pandangan matamu yang pertama, itu tiadalah mengapa hukumnya, sedangkan pandangan berikutnya adalah haram hukumnya”.
Nah, jika pandangan yang disertai syahwat saja dilarang, bagaimana dengan tindak pelecehan yang marak terjadi kini. Na'udzubillah..

Masih banyak hadist maupun ayat yang menerangkan terkait masalah ini.. Saya rasa sudah cukup jelas Islam mengajarkan kepada kita. Saya heran dengan para wanita aktivis pembela feminisme yang melakukan demo menolak pelecehan dan membela hak asasi memakai pakaian mini. Mereka tidak terima jika pakaian mini dikaitkan dengan penyebab pelecehan dan pemerkosaan.





Jelas sebuah kesalahan besar.. Sebuah pola pikir yang salah. Pun tak salah mereka dilecehkan, di mana rasa malu mereka?? Kecuali jika mereka sudah menutup aurat sebenar-benarnya namun masih saja terjadi pelecehan, disini saya berani dengan tegas mengatakan bahwa laki-laki si pelakulah yang memang GILA dan KURANG AJAR.Jadi, seharusnya kita sebagai manusia dapat menempatkan diri pada fitrahnya masing-masing. Mari kita saling menjaga diri dari godaan syaithan. Salah satunya dengan wanita berpakaian dan  berjilbab syar'i, laki-laki menahan pandangan.. Karena kesalahan yang diperbuat oleh satu pihak dapat menjerumuskan pihak yang lain. Mari kita bersama-sama menciptakan kehidupan yang aman dan nyaman..Karena Islam, telah menjawab segalanya.. Karena Islam, hidup kita tentram.. :) 


Tulisan ini saya bagikan sekedar share pendapat. Mohon maaf dan koreksinya jika ada kesalahan, karena kesalahan datangnya dari saya sendiri. Dan jika ada kebenaran, maka datangnya dari Allah. Semoga bermanfaat.Wallahu a'lam bisshowab.

Selasa, 20 Maret 2012

Sejarah Jilbabku

Assalamu'alaikum..

Apa kabar, ukhti? Semoga selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin..
Sebagai tulisan pertama, saya ingin sedikit berbagi cerita/pelajaran yang saya ambil dari hidup saya sendiri. Semoga bermanfaat, terutama untuk ukhti yang sedang/baru ingin berjilbab.. :)

Banyak wanita ingin berjilbab, namun terhalang berbagai hal. Yang paling sering saya dengar adalah karena 'katanya' imannya belum kuat, takut belum siap, dll. Pernahkah kita memperhatikan anak-anak kecil/balita yang sudah dilatih untuk berjilbab. Padahal kalau ditanya, iman mereka mungkin saja belum sekuat kita yang seharusnya lebih paham soal agama Islam

Cerita saya nih.. Dulu saya pertama kali berjilbab kelas 3 SD. Waktu itu saya pindah dari SD negeri ke MI, tepatnya MI Istiqomah Sambas dengan kemauan saya sendiri. Bukan karena saya ingin mendalami agama Islam, tapi karena MI saya itu masih baru dan merupakan satu-satunya sekolah bertingkat di Purbalingga. Haha.. Ya, itu benar-benar keinginan saya, seorang gadis kecil berusia 8 tahun dengan pola pikir yang sangat sederhana. :)

Karena sekolah di MI, saya diharuskan berjilbab ke sekolah. Tapi saya hanya berjilbab di sekolah, tidak untuk jalan-jalan atau sekedar keluar rumah. Lama-kelamaan mulai muncul rasa malu jika tidak berjilbab. Awalnya dengan teman laki-laki yang sering mampir ke rumah untuk membeli ikan (kebetulan ibu saya punya usaha ikan hias). Rasa malu itu pun simpel, seperti "Kamu kan nggak boleh liat rambutku di sekolah, di mana pun harusnya nggak boleh".

Semakin lama rasa malu itu berkembang. Kelas 6, saya masih sering keluar dan 'pamer' rambut. Dan sesering saya keluar, sesering itulah saya bertemu dengan guru-guru MI.. Saya mulai berpikir "Kenapa aku nggak pake jilbab, kasian guru-guru yang udah ngajarin di sekolah dan berharap aku jadi anak yang sholehah. Kenapa aku nggak nurut?"

Sejak itu saya bertekad untuk berjilbab saat keluar rumah. Di SMP negeri, pemahaman saya masih dangkal, saya hanya punya tekad -> "Aku kan dari MI, Jilbabku ini udah bener, nggak boleh lepas. Aku harus kasih contoh". Tapi tekad nggak cukup, saya mulai berpikir kenapa sih saya harus berjilbab? Sedangkan saat itu saya sedang futur (turunnya iman) karena lingkungan SMP yang sangat berbeda dengan MI. Saya malu, dalam keadaan begini, saya berjilbab tapi ibadah menurun.. Boro-boro tilawah, sholat fardhu saja masih bolong-bolong. Sungguh, saya malu dengan Allah, malu karena saya seakan-akan berkhianat. Ada sedikit kesadaran disana..

Di SMA, saya niatkan untuk ikut rohis. Waktu itu saya masih berjilbab seperti banyak remaja yang katanya 'gaul' -> jeans pensil, kaos ketat, dan jilbab pendek dan tidak syar'i. Saya hanya paham kalau jilbab itu menutup dan rapat. Di rohis, bergaul dengan teman-teman yang sholihah (kebetulan rohis angkatan saya jumlahnya jauh dari tahun lalu dan memang perempuan semua) saya belajar tentang bagaimana berjilbab yang syar'i, dan menjadi paham apa fungsi dari jilbab sesungguhnya yang tak lain adalah melindungi kehormatan dan harga diri wanita itu sendiri. Seperti yang jelas tercantum dalam QS.Al-Ahzab: 59



Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ya, saya sadar.. Saya bukan anak SD lagi, semakin dewasa bentuk tubuh wanita berubah dan bisa mengundang ketertarikan lawan jenis yang bukan pada tempatnya. Pelan-pelan saya mengubah penampilan, menyingkirkan baju-baju 'seksi' dan menggantinya dengan rok, celana panjang biasa yang tidak ketat, baju yang longgar, dan jilbab yang menutup dada tentunya.



Sekarang ini walaupun belum 100% sempurna, Insya Allah saya tetap menjaga untuk terus membenahi diri agar tetap syar'i dalam berjilbab. Dan dari jilbab itu pula saya belajar menata hati untuk bersikap menjadi muslimah yang baik.


Nah, ukhti.. Dalam berjilbab, memang harusnya kita siap. Namun ketidaksiapan atau perasaan masih kurang iman bukan berarti menjadi penghalang. Yang terpenting adalah proses menuju yang terbaik.. Karena "Jilbab akan memperkuat imanmu, dan iman itu akan memperteguh jilbabmu".



So, untuk kalian yang sudah berjilbab yuk kita koreksi dan benahi jilbab kita. Dan bagi yang baru berniat, jangan ragu lagi untuk berjilbab, karena jilbabmu adalah harga dirimu. :)


Keep Istiqomah! ^^

Wassalamu'alaikum..